BUKAN
BULAN BIASA
Oleh:
Nazli Alzira Syahbillah
Di bilik tua bersimpuh lama
Menyaksikan kembali malam penuh
purnama
Gugusan bintang menyambut
kedatangannya
Pukulan demi pukulan bedug berbunyi
seirama
Satu waktu begitu istimewa
Kehangatan bersama keluarga semakin
terasa
Masyarakat bersorak sorai tanda
bahagia
Kehadirannya ada di pelupuk mata
Oh indahnya ....
Surat kedua dengan ayat ke 185
Bermakna menahan lapar dahaga pada
panasnya cuaca seakan membakar suasana
Turunnya lembaran penuh makna pada
malam yang lebih mulia dari seribu bulan padanya
Pada langit dunia kemudian ke
tangan manusia mulia
Sebagai petunjuk kebenaran
Dibacanya kalimat indah yang takkan
pernah berubah
Gemetar! Lebih dari kata syahdu
untuk didengar
Matahari, bulan, bintang-bintang
dan burung-burung di angkasa, ikan-ikan di laut, dan semua makhluk bernyawa di
permukaan bumi, siang dan malam memohonkan ampunan
Bulan yang indah
Manusia berada pada langit terendah
Bisa bertemu dengannya (ramadhan)
adalah mimpi terindah
Menghiasi dengan berbagai ibadah
merupakan berkah
Melewati 30 hari bukanlah hal mudah
Jika tiada kuasa dari Maha Pemurah
Setelahnya adalah sebuah hadiah
Hari raya idul fitri tahun 1443 hijriyah
Oleh
: Alda Nita Aprilia
Bulan ramadhan
adalah bulan suci yang penuh berkah dan ampunan
Menyambutmu
bagai menyambut bulan purnama
Dahulu ku
sambut kau bersama kedua kasih pelitaku dan saudara kandungku
Ku rayakan
tanpa kekurangan kasih sepersusuanku
Tersenyum
ketika melihat fenomena itu
Kini, seolah
dunia berputar tiga ratus enam puluh derajat
Tak ada
sambutan bersama keluarga
Namun, ku
sambut bersama sahabat seperjuangan
Mereka memiliki
kasih sayang seperti pelitaku
Melihatnya sama
seperti melihat senyum indahmu
Nyanyian perut
sebagai canda bagiku
Melantunkan
ayat suci adalah obat penawarku
Bau masakan
adalah godaan bagiku
Menolong sesama
merupakan inadah keseharianku
Melangkahkan
kaki ke jalan ma’ruf adalah usahaku
Ya … syahrul
haram, wahai bulan haram
30 hari
bersamamu merupakan penantian panjang
335 menjadi
angka pemisah antara aku dan engkau
Sebagai wadah penanda bahwa aku merindukanmu bulan ramadhan
RAMADHAN BULAN PENUH AMPUNAN
Oleh
: Kharisma Salsabila Akbar
Bulan
ramadhan ….
Bulan
yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat manusia
Di mana kita dapat merasakan hikmah yang penuh berkah
Diuji dengan hawa nafsu, menahan amarah, lapar dan dahaga
Semua
harus dihadapi dengan sabar dan ikhlas luar biasa
Apabila malam lailatul qadar tiba
Malam yang lebih baik dari seribu bulan
Semua
orang akan berlomba melakukan kebaikan
Berharap dosa di bulan sebelumnya dihapuskan
Wahai
saudaraku ….
Apakah
kau tidak sadar, tidak takut?
Tangan yang seharusnya menolong orang kesusahan
Malah
kau putar balikkan dengan melukainya tanpa perasaan
Kaki
yang kau putar ke tempat penuh kemaksiatan
Seharusnya
dilangkahkan ke rumah suci milik Allah yang penuh ketenangan
Sadarlah
wahai saudaraku, bertaubatlah engkau!
Astaghfirullaahal'adziim … ucap lembut dzikir indah itu
Agar hati dapat merasakan makna ramadhan sesungguhnya
BULAN YANG DIRINDUKAN
Oleh : Sofiana Nirmala
Pada langit
malam yang berbintang
Dalam
bulan yang dirindukan
Bulan
yang sungguh penuh ampunan
Bersinar
terang dalam indahnya ramadhan
Marhaban
ya ramadhan ….
Kini
kau datang, menyejukkan setiap hati yang kekeringan
Mengharumkan
napas yang tertahan
Menenangkan
rasa kegelisahan dengan kedamaian
Ramadhan … namamu suci nan menawan
Membuat
setiap insan tertawan
Menjalankan
ibadah penuh keikhlasan
Berlipat
gandanya pahala dan kemenangan
Ramadhan
….
Keagunganmu
sungguh begitu besar
Bulan
penuh keberkahan, bulan suci ramadhan
Kedatanganmu
selalu dirindukan hamba tuhanmu
MARHABAN YA RAMADHAN
Oleh
: Safrina Azzahra Jazuli
Waktu
demi waktu telah berlalu
Aku
sangat rindu akan kedatanganmu
Bulan penuh ampunan
Nan bulan yang snagat dimuliakan
Manusia
dibebaskan dari belenggu jahannam
Segala
perbuatan baik dilipatgandakan
Ribuan
umat menahan nafsu jahat
Demi
mendapat kemuliaan di akhirat
Bulan
istimewa
Terang
nan bercahaya
Malam
ke-dua puluh satu ramadhan
Malam
lebih baik dari seribu bulan
Malam
lailatul qadar
Dengan
sinar bulan yang terpancar
Mengalir
ribuan rahmat
Bagi
manusia yang bertaubat
Terlihat
hilal mulai menampakkan diri
Di
atas ruang luas yang terbentang di atas bumi
Tanda
bulan akan berganti
Ucapan
syukur tiada henti di seluruh penjuru negeri
Marhaban
ya ramadhan
Marhaban
ya ramadhan
Marhaban
ya ramadhan
Terus
berkumandang tiada henti
Ramadhan
telah tiba
Ramadhan
telah tiba
Ramadhan
bulan yang sangat mulia
Syukurku tiada henti dapat menemuimu saat ini
BULAN DAMAI
Oleh
: Sri Utami
Di
sendu mala mini
Datang
bulan yang telah lama dinanti
Bulan
yang sangat berarti
Bagi
seluruh manusia bumi
Suara
bedug terdengar dimana-mana
Semua
orang bersorak sorai bahagia bersama keluarga
Surah
ke-dua ayat seratus delapan puluh lima menjelaskan perintah-Mu
Tentang
kewajiban menahan lapar dahaga
Oh,
indahnya ….
Bermalam
di suasana ramai
Berada
di tempat yang suci lagi mulia
Dengan
sapaan lantunan ayat yang mulia
Mengguncang
langit, bintang beserta alam semesta turut isinya berkat keindahan yang
dimilikinya
Bulan
ini, ya, tepat di bulan ini
Terdapat
satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan
Tepat
pada malam diturunkannya mukjizat al-Quran
Amanah
nabi yang mulia di bumi dan di hadapan rabb-Nya
Rasa
gembira enyambut bulan suci mulia
Diiringi
dengan hati berbunga-bunga
Semangat
tinggi melaksanakan kewajiban-Nya
Arlogi
tetap berputar tanpa henti
Detik
demi detik, jam demi jam, hari demi hari bahkan minggu demi minggu telah
berlalu
Hingga
kelak, tiba pada masa penantian bulan ini
Hingga
masa kepulangannya nanti
Sebuah
hadiah indah yang kami harapkan
Terdengar
dari segala penjuru suara menggema
Melafadzkan
takbir tegas dan indah kepada-Mu
Serta jabat tangan riang sesama manusia untuk saling memaafkan
TELAGA
PENGAMPUNAN
Oleh
: Salsabila Azzahra
Kelamnya
malam telah membutakanku
Bisingnya
jerit dunia menulikanku pada kalam indahmu
Aku,
si tuna netra sibuk mengerjar dunia yang tak nampak bagiku
Namun,
ajakan pelukan syurgawi Rabbi bagai fatamorgana
Aku,
si pendosa pincang nan buta arah
Banyak
sudah seruan dakwah ku abaikan
Banyak
sudah ku tampik jabatan tangan
Tetap
berdiri sendiri bak bantu tanpa goyah
Kini,
dalam heningku terdengar sayup-sayup perbincangan bulan mulia
Terusik
rasanya, namun entah dari mana datangnya hembusan angin ketenangan menyapa jiwa
Ingin
rasanya ku bergabung tuk berbincang
Ingin
rasanya ku tenggelam dalam telaga pengampunan yang ku rindukan
Tanpa
sadar langkah kakiku berpijak pada bibir telaga
Terdengar
di dalamnya banyak canda, keriangan juga kebahagiaan
Ku
mantapkan hatiku, kalahkan egoku masuk pada telaga pengampunan
Pada
telaga ketenangan, ramadhan begitulah sapaan telagamu
Terdengar
syahdu lantunan ayat suci
Menjabat
rukhowi dengan ramahnya
Telaga-Mu,
ramadhan-Mu, kini terasa nyata
Rahman
Rahim-Mu … maghfirah-Mu begitu terasa
Kini,
lebih kumantapkan hatiku, meski sebenarnya rasa malu menyerbu
Ku
ketuk pintu bulan maghfirah-Mu
Ku
bentangkan permadani dengan memulai pengabdianku
Kembaliku
bersujud pada malam panjang-Mu
Bermuhasabah
memohon ampun dari-Mu
Rabbighfirlii
….
Rabbighfirlii
….
Rabbighfirlii
….
Tak
hentinya ku ucap
Ampun
beribu ampun atas sombongku
Tak
pantas rasanya tubuh berbalut lumpur hina mengharap ampun-Mu
Namun,
yakinku Engkau adalah Maha Pemurah penerima taubat
Engkaulah sebaik-baik tempat untukku kembali, Rabbi ….
Post a Comment for "KUMPULAN PUISI KARYA SANTRIWATI BUSTANUL 'ULUM ANAK TUHA LAMPUNG TENGAH"