Qorroba.id - KH. Ahmad Zuhdiannoor (akrab disapa Guru Zuhdi) adalah sosok ulama yang sangat cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Mengikuti jejak Abah Guru Sekumpul, kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW diwujudkan dengan istiqomah dalam membaca shalawat dan maulid. Dalam acara apapun, membaca maulid tak pernah ditinggalkan.
Jejak itulah yang juga dijalani dengan istiqomah oleh Guru Zuhdi. Warisan amaliyah Abah Guru Sekumpul ini menjadi amaliyah yang terus dijalani oleh Guru Zuhdi. Selalu berusaha sebaik mungkin mencintai Nabi SAW, sehingga Nabi juga akan mencintai umatnya.
Kisah ini terjadi tahun 2015 silam. Saat itu, untuk pertama kalinya, peringatan tahun baru Islam 1436 H diadakan secara besar-besaran di Masjid Jami' Sei Jingah Banjarmasin dengan acara penyalaan kembang api yang sangat meriah.
Pada malam itu, peringatan diadakan dengan pembacaan Maulid Al-Habsyi (Maulid Simtud Duror karya Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi Hadramaut) dan saat Marhaban atau Mahalul Qiyam, kembang api pun dinyalakan sehingga kesyahduan bercampur dengan kegembiraan. Suasana sangat semarak. Memuji Rasulullah SAW menjadi sesuatu yang sangat sangat menggembirakan. Malam itu berakhir dengan penuh kegembiraan dan kemeriahan.
Setelah perayaan Malam Tahun Baru itu selesai, sudah 2 hari Abah Haji (Guru Zuhdi) tidak terlihat ada keluar rumah. Beliau biasa tampak keluar rumah, duduk di halaman rumah beliau, atau duduk di pos Majta maupun duduk di kolam ikan di depan pos Majta. Mungkin Abah Haji kelelahan saat mempersiapkan acara Malam Tahun Baru yang untuk pertama kali diadakan besar-besaran dan dengan nyala kembang api.
Hal ini ditanyakan istri dari Haji Udin, tetangga yang rumahnya di samping Guru Zuhdi, kepada istri Guru Zuhdi.
“Apa Abah Haji sakit karena sudah beberapa hari tidak terlihat,” tanya istri Haji Udin.
Istri Guru Zuhdi pun akhirnya menceritakan sesuatu hal yang membuat hati kita sangat gembira. Istri Abah Haji mengatakan:
“Sebenarnya Abah Haji tidaklah garing (sakit), sewaktu Abah Haji pulang dari acara peringatan malam Tahun Baru Islam, terlihat badan Abah Haji menggigil dan wajah beliau terlihat pucat seperti orang yang lagi sakit.”
Melihat keadaan Abah Haji seperti itu, istri Abah Haji pun memeluk Abah Haji yang dalam keadaan menggigil dan menangis di pelukan istrinya. Istri beliau memeluk dengan erat agar menggigilnya Abah Haji dapat berkurang.
Dalam keadaan Abah Haji menggigil, menangis dan dipeluk istrinya dengan erat, Abah Haji bercerita.
“Pada saat tadi pembacaan Maulid dan dilanjutkan dengan Mahalul Qiyam (berdiri Marhaban) dan serentak di nyalakan kembang api, maka Abah Haji dengan nyata dan tampak (kojotan) melihat Rasullah SAW datang dan Rasulallah SAW hadir di majelis itu.”
Dan yang membuat Abah Haji menggigil serta menangis karena Rasulallah SAW memandang Abah Haji dan semua jemaah dengan pandangan himung (senang) sambil tersenyum.
Abah Haji Guru Zuhdi tidak lagi bertemu dan melihat Rasulullah SAW dalam mimpi, tapi Abah Haji melihat dan bertemu Rasulullah SAW langsung dalam keadaan jaga seperti Syaikhona Abah Guru Sekumpul dan Syakhona Habib Munzir Al Musawa dan Syaikhona Guru Mulia Habib Umar Al-Hafidz.
Post a Comment for "Kisah Guru Zuhdi Melihat Rasulullah SAW Tersenyum Saat Mahalul Qiyam"