Foto : Ilustrasi |
KH. Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur
adalah sosok yang dikenal bukan hanya seorang Kyai yang alim akan ilmu agama.
Beliau juga dikenal luas sebagai Kyai yang suka budaya, nasionalis, hingga
humoris. Gus Dur kerap melontarkan kritik-kritik terhadap kondisi masyarakat,
bangsa dan negara, hingga kehidupan umat beragama dengan kata-kata humor
khasnya.
Banyak topik tentang humor-humor khas Gus Dur. Diantaranya
adalah humor tentang polisi dan tentara. Berikut kumpulan humor Gus Dur tentang
Polisi dan Tentara:
Gus Dur Dikejar-kejar Polisi
Di masa Orde Baru, setelah menyampaikan ceramah di Jember,
mobil yang membawa Gus Dur sudah dibuntuti dua motor gede putih milik Polisi.
Dua moge Polisi tersebut berhasil menyalip mobil Gus Dur. Polisi sengaja agak
jauh dari mobil Gus Dur agar dapat memberhentikannya.
“Ada apa?” Tanya Gus Dur kepada Polisi yang mencegatnya.
“Assalamu’alaikum Kyai...” ucap salah seorang Polisi.
“Wa’alaikumsalam. Ini ada apa? Kan saya sudah pergi. Sana
pergi kalian!” Gus Dur mencoba mereka makin mendekat.
“Begini Kyai,” kata oknum polisi sampai di kaca jendela
mobil. (Sedangkan orang-orang di mobil
Gus Dur sudah merasa khawatir)
“Begini Kyai, mohon maaf, saya tadi belum sempat salaman
sama njenengan, jadi terpaksa saya mengikuti Kyai. Tolong Kyai, saya ingin
salaman.” kata Polisi. Keduanya kemudian salaman sembari mencium tangan Gus
Dur.
“Matur nuwun Kyai. Selamat jalan ya.” Kata dua Polisi tadi
sambil cengengesan puas karena sukses bisa salaman dengan Gus Dur.
Kata Gus Dur: “Begitulah orang NU. Tadinya mereka (Polisi)
sudah repot-repot disuruh menjaga supaya ceramah saya tidak sukses, eeh...
ujung-ujungnya pengen salaman.” (Sumber : Muhammad AS Hikam, Gus Durku, Gus Dur
Anda, Gus Dur Kita, 2013, Humor | NU Online)
Tiga Polisi Terjujur
Di masa Orde Baru, kewenangan Polri di bawah Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Hal ini menjadikan Polri sebagai aparat keamanan dalam
negeri diatur dengan cara tentara sehingga
kerap menimbulkan kontradiksi.
Perbincangan terkait Intitusi Polri berawal dari
lontaran Muhammad AS Hikam yang pada
2008 silam sowan ke kediaman Gus Dur. Kala itu ada Pak Rozi Munir juga yang sedang
jagongan santai di rumah Gus Dur.
Obrolan diawali kegelisahan tokoh-tokoh bangsa tersebut
melihat fenomena maraknya praktik korupsi dilintas institusi negara, perbankan,
termasuk Polri. Padahal, institusi-institusi negara bertugas tidak lain
melayani seluruh elemen warga negara. Praktik korupsi ini tentu tidak hanya
merugikan negara, tetapi juga menyengsarakan warga negara.
AS Hikam memberikan gambaran bahwa mega-korupsi BLBI dan
Bank Century yang melibatkan pihak-pihak tertentu merupakan kasus yang
penanganannya tidak jelas hingga kini. Padahal, uag rakyat telah raib ratusan
triliun (600 triliun untuk kasus BLBI dan 6,7 untuk kasus Bank Century).
Di hadapan Gus Dur, AS Hikam berucap: “Kasus yang melibatkan
Polri ini apakah saking sudah kacaunya lembaga itu atau gimana ya Gus? Kan dulu
panjenengan yang mula-mula menjadikan Polri independen dan diletakan langsung
di bawah Presiden?”
“Gini loh, Kang,” Gus Dur mengawali perkataannya.
“Polri kan sebelumnya kan sebelumnya di bawah TNI dan itu
tidak bener. Mosok aparat keamanan dalam negeri dan sipil kok diatur oleh dan
dengan cara tentara. Tapi kan memang begitu maunya Pak Harto dan TNI supaya
bisa menggunakan Polri untuk mengawasi rakyat.
Setelah reformasi ya harus diubah, maka Polri dibuat
independen dan untuk sementara supaya proses pemberdayaan terjadi dengan cepat
di bawah Presiden langsung. Nantinya ya dibawah salah satu kementerian saja,
apakah Kehakiman seperti di AS atau Kementerian Dalam Negeri seperti di Rusia
dan lain-lain.
Nah, Polri memang sudah lama menjadi praktik kurang bener
itu, sampai guyonannya kan hanya ada tiga polisi yang jujur: Pak Hoegeng
(Kapolri 1968-1971), patung polisi, dan polisi tidur... hehehe....” urai Gus
Dur panjang lebar. Pak Rozi dan AS Hika tertawa ngakak. (Sumber: Muhammad AS
Hikam, Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita, 2013, Humor | NU Online)
Pendukung Gus Dur Dilaporkan Gus Dur
Ada sebuah kelompok berjargon islam pembela islam yang kerap
bikin rusuh di tengah masyarakat. Mereka juga sering main hakim sendiri
melangkahi tugas kepolisian.
Saat itu Gus Dur mendapat undangan ceramah di Purwakarta dan
mendapat insiden pengusiran dari kelompok tersebut.
Peristiwa tersebut membuat para pecinta Gus Dur, termasuk
Banser marah besar. Kelompok yang melakukan pengusiran tersebut merasa terancam
dan melaporkan ke Polisi.
“Jadi kalian takut sama pendukung Gus Dur?” tanya Polisi.
“Tidak, kami tidak takut mereka. Kami kan lebih militan.
Kami bisa menghadapi centeng-centeng pub dan diskotik.” Jawab salah satu
pimpinan kelompok tersebut.
“Apa kalian juga takut sama Banser?” tanya Polisi lagi.
“Tidak juga.” Jawabnya lagi.
“Terus apa yang kalian takutkan?”
“Kami takut kualat sama Gus Dur.” Jawabnya. (Sumber: Gus Dur
Menertawakan NU, 2010, Humor | NU Online)
Bintang Tiga dan Bintang Sembilan
Pernah Gus Dur diundang menjadi pembicara tunggal dalam
sarasehan yang diadakan oleh KNPI. Jadwalnya pukul 20.30, namun hingga pukul
20.50 dia belum muncul, panitia pun gelisah.
“Saya takut Gus Dur kesasar.” Kata Ketua KNPI (waktu itu)
Tjahjo Kumolo.
“Saya kok punya firasat Gus Dur ketiduran,” timpal Eros
Djarot yang berdiri di samping Tjahjo.
“Jangan lupa Gus Dur itu di seminar pun bisa tidur.”
“Jangan-jangan Ia nyasar ke Graha Pemuda, kantornya
Menpora,” Sambung Tjahjo.
Tiba-tiba ada yang nyelatuk, “jangan-jangan jena cekal,
nggak boleh ngomong.”
Di tengah kegelisahan itu, tepat pukul 21.00 tiba-tiba Gus
Dur nongol. “Maaf, saya harus menerima pengarahan dulu dari Jenderal bintang
tiga,” katanya.
Ia pun langsung diminta bicara. Di depan peserta sarahsehan
itu dia kembali cerita soal keterlambatannya yang katanya karena dipanggil
Jenderal bintang tiga itu.
“Baru bintang tiga saja sudah bisa nyetop orang, bagaimana
kalau bintang sembilan,” ucapnya.
Bintang sembilan adalah lambang NU, yang selalu terpampang
di papan nama kantor NU di semua tingkat.
Karena itu, Gus Dur juga sering bangga bahwa wara NU lebih
nyaman kalau bepergian. Para pengusaha besar dan pejabat tinggi, katanya kalau
bepergian paling-paling menginap di hotel bintang empat atau bintang lima.
“Orang NU, kalau keluar kota nginepnya di hotel bintang
sembilan,”alias di kantor pengurus NU! (Sumber: Humor | NU Onine)
Gus Dur dan Tentara AL
Gus Dur adalah pemimpin bangsa yang menggagas lahirnya
Kementerian Kelautan Perikanan (dulu Departemen Kelautan dan Perikanan). Alasan
Gus Dur sederhana, dua pertiga wilayah RI adalah laut. Dan dalam searah, bangsa
Nusantara adalah bangsa maritim.
Benteng utama pertahanan laut Indonesia dilakukan oleh TNI
AL dengan Marinir sebagai pasukan elitnya. Suatu ketika, dalam suasana santai,
Presiden Gus Dur berbincang ringan dengan ajudannya yang lulusan Akademi
Angkatan Laut (AAL).
Karena dikenal sebagai sosok egaliter, Gus Dur tak sungkan
berbincang dengan siapapun. Alasan itulah yang membuat orang-orang dekatnya
juga tak segan meski Gus Dur adalah seorang Presiden.
“Gus, salah satu negara di Amerika Latin, yaitu Paraguay
nggak punya laut, kok punya Angkatan Laut?” tanya ajudan.
“Sama seperti saya, punya Ajudan, tetapi saya bukan seperti
Presiden. Lah, kamu manggil saya Gus,” ujar Gus Dur sambil terkekeh dalam hati.
“Siap Pak Presiden!” sontak Ajudan langsung sadar dan
memberi hormat.
“Ndak apa-apa, saya Cuma ngetes seberapa besar selera humor
seorang tentara,” lontar Gus Dur dengan tawanya yang khas, sedangkan Ajudan
hanya bisa menahan tawa karena sudah terlanjur hormat. (Sumber: The Wisdom Of
Gus Dur: Butir-butir Kearifan Sang Waskita, 2014, Humor | NU Online)
Gus Dur dan Bintang Kejora
Jenderan TNI (Purn) Wiranto ketika menjabat Menko Polkam
melapor ke Presiden Gus Dur terkait pengibaran OPM, Bintang Kejora.
“Bapak Presiden, kami laporkan di Papua ada pengibaran
bendera Bintang Kejora,” ujar Wiranto melapor.
Mendengar laporan tersebut, kemudian Gus Dur kemudian
bertanya, “Apa masih ada bendera Merah Putihnya?” tanya Gus Dur.
“Ada hanya satu, tinggi,” ujar Wiranto sigap.
Mendengar jawaban itu, Gus Dur kemudian menjawab, “Ya sudah,
anggap saja bintang kejora itu umbul-umbul,” ujar Gus Dur santai.
“Tapi Bapak Presiden, ini sangat berbahaya,” sergah Wiranto.
“Pikiran Bapak yang harus berubah. Apa susahnya menganggap
Bintang Kejora sebagai umbul-umbul! Sepak bola saja banyak benderanya!” timpal
Gus Dur. (Sumber: Muhammad AS Hikam, Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita,
2013, Humor | NUOnline)
Dzikir Yaa Qodim
Pada sebuah kesempatan, Markas Koramil mengadakan kegiatan
dzikir dan shalawat untuk keutuhan dan ketentraman bangsa dengan mengundang Kyai
Majid.
Kyai Majid pun memulai dzikir panjangnya dengan khusyu
diikuti oleh jamaah yang hadir.
Saat itu Kyai Majid dan Jamaah khusyu melafadzkan, “Yaa
Qodim, Yaa Qodim, Yaa Qodim”, secara
berulang-ulang hampir dua puluh menit.
Tiba-tiba salah seorang Tenatara dari Koramil yang duduk di
bagian belakang mencolek Kyai Majid sambil berbisik.
“Dari tadi disebutnya Kodim terus, Koramilnya kapan Kyai?”
bisiknya.
Kyai Majid pun hanya tersenyum dengan sedikit memanggutkan
kepalanya.(*)
Prajurit Gus Dur
Saat di sebuah kapal pesiar, Presiden Indonesia (Gus Dur
tentunya), Presiden AS dan Perdana Menteri Jepang saling memerkan kebolehan
tentara masing-masing.
Presiden AS bilang, tentaranya bisa mengelilingi kapal 10
kali tanpa berhenti, dan langsung dibuktikan, ternyata benar. Perdana Menteri
Jepang malah bilang tentaranya bbisa mengelilingi kapal selama 25 kali.
Ia panggil salah seorang prajurit untuk terjun ke laut
berenang mengelilingi kapal 25 kali dan... luar biasa, ternyata ia bisa.
Gus Dur hampir-hampir dipermalukan dalam perdebatan itu.
Prajurit AS dan Jepang benar-benar pemberani. Untung Gus Dur segera punya ide.
Dipanggilnya seorang Banser NU yang kebetulan ikut.
“Ini bapak-bapak, dia seorang anggota Banser NU. Dia bukan
tentara, dan tidak pernah latihan militer resmi. Dia akan saya suruh berenang
100 kali,” kata Gus Dur sambil menepu-nepuk pundak anggota Banser.
Presiden AS dan Perdana Menteri Jepang melongo. “Ayo
sekarang kamu nyebur ke laut dan berenang keliling kapal sampai 100 kali,” kata
Gus Dur kepada anggota Banser tadi dengan penuh percaya diri.
“Mana mungkin Gus, saya masa disuruh berenang mengelilingi
kapal sebesar ini, saya tidak mau Gus,” kata anggota Banser.
“Gila apa...!” tambahnya menggerutu sambil lalu.
“Ya sudah kalau begitu kamu balik ke tempat,” kata Gus Dur,
dan anggota Banser tadi balik ke tempatnya semula.
Gus Dur lalu mendekati dua pimpinan negara adidaya itu.
“Tuh kan bapak-bapak, sekarang tentara siapa yang lebih
berani coba? Pasti lebih berani tentara saya. Lha wong perintah Presidennya
saja tidak dipatuhi?” kata Gus Dur sambil duduk dan menepuk tangan kanan ke
pahanya. (*)
Saling Mendoakan
Dalam forum Kyai-kyai, Gus Dur memberi sambutan dalam bahasa
Arab. Ia minta forumnya berbahasa Arab saja karena ada Intel.
Komandan: “Bagaimana pertemuan Kyai-kyai dengan Gus Dur
tadi?”
Intel: “Tidak ada diskusi, Ndan. Mereka hanya saling
mendoakan!” (Sumber: Alissa Wahid, @AlissaWahid, Humor | NU Online)
Dempul Kapal Angkatan Laut
Suatu saat Muhammad AS Hikam sowan menemui Gus Dur. Sampai
di kediaman, Hikam mengetahui Gus Dur sedang beri’tikaf.
Seketika itu, Hikam langsung menyimpuhkan diri di belakang
Gus Dur. Mengetahui ada orang hendak menemuinya, Gus Dur menengok dan
membalikan badan. Obrolan berjalan ringan dan santai.
Presiden ke-4 RI dan mantan Menterinya itu membincang
persoalan kebangsaan yang seolah tak ada habisnya. Sampailah pada obrolah
tentang kekuatan pertahanan Indonesia.
Gus Dur tidak memungkiri bahwa kekuatan pertahanan nasioanal
harus terus dikembangkan.
“Tapi kata TNI persenjataan kita itu kuat lho, Gus,” serga
Hikam.
“Kuat apanya? Kang, kalau misalnya perang di laut, kapal
angkatan laut kita belum sampai ditembak pun sudah tenggelam. Tahu sampean
kenapa?” kata Gus Dur sambil nyengir.
“Kenapa, Gus?”
“Karena keberatan dempul untuk nambal kapal-kapal kita,”
jawab Gus Dur terkekeh. (Sumber: Muhammad AS Hikam, Gus Durku, Gus Dur Anda,
Gus Dur Kita, 2013, Humor | NU Online)
(FY)
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - MapyRO
ReplyDeleteHarrah's Cherokee Casino & Hotel 안동 출장안마 is located in Cherokee, North Carolina and 천안 출장안마 is open daily 24 hours. The casino and hotel are 오산 출장안마 found 제주도 출장샵 in the 남원 출장안마